P E ' I
1 min readDec 16, 2022

Kau tidur terlentang pukul 22:10, di atas kasur, tempat segala hal mengalir, juga segala hal berputar-putar. Halaman masih basah karena hujan beberapa jam yang lalu, Jalanan sudah mulai lengang, meski jauh lebih lengang di dalam sini.

Aku ingin sekali membawamu ke tempat tinggi
Membuang segala yang sakit dari diri kita atau mengarungi air jernih bersama, menghanyutkan segala yang buruk dari kita atau entah kemana arah, mencium aroma basah tanah dan daun-daun kering setelah hujan, dengan tubuh bergetar menahan dingin.

Setelah itu nanti kita.
Yang tidak henti-hentinya orang pertanyakan, Yang tidak henti hentinya kita doakan, Aku ingin memeluk dengan banyak syukur yang penuh.

Saat ini aku ingin kita menikmati segala yang ada,
Kesedihan seperti hujan yang akan segera teduh,
atau sepeti terik yang akan segera lindap.

Aku tutup dengan doa-doa baik, dan cinta yang meskipun tidak mampu menyibak kabut takdir apapun di depan sana.

Begitulah Tuhan.
Dia ciptakan kita sebagai sepasang dengan cukup bebal untuk memulai pertengkaran, namun ternyata punya lebih banyak lengan.

Begitulah Tuhan.

Dia mengisi penuh dada kita dengan nikmat, namun mengosongkannya dengan sifat.

Kuat-kuatlah.

P E ' I
P E ' I

Written by P E ' I

All I needed was the last thing I wanted.

No responses yet